Aku bukan air, yang bisa mengalir dari keruh kembai menjadi jernih. Aku bukan angin yang terus berhembus kembali bersahabat. Aku hanya manusia yang dengan menulis dapat berbagi cerita perjalanan yang tidak pernah usai
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
disaat tak ada lagi yang mau mendengarkan ku,
kepada siapa aku harus membagi keluh kesahku,
disaat tidak ada lagi yang mau percaya padaku
kepada siapa lagi aku akan berbagi semua ceritaku...
D ear diary " 16 S eptember 2013 " S eperti bi.a.sa, hari ini aku beran.g.kat kuliah, santai sih, gak terlalu buru-buru, soalnya wakt.u.nya juga masih lama, di perjalanan aku hanya mampu berharap " s emoga hari ini tidak melihat dia " hmm tapi naa.s., ini kan hari senin, lah aku pasti liat dia, ada jadwal kuliah ba.r.eng dan ada jadwal l.a.tihan UKM yang kebetu l an kita sama - sama ikutan. J adi kesimpulan nya h.ari ini saya malah kete.m.u dan liat wajah dia terus, oh yah tadi pas di kel.a.s aku tuh say hallo k dia, eh dia nya cuman jawab " hayy" ajibbb bange.t deh emang dasar yah kau, jutek. T api itu lah k has nya kamu, datarnya nya wajahmu, pokoknya gak ada bedanya, mau kamu tertawa, ter.s.enyum bahkan cember.u.t pun wajahmu tetap sama. hmm akankah aku memi.l.iki senyum simpul itu untukku sendiri, tapi ......... B erdos.a.kah aku mengaharapkanmu, padahal k.e.kasihmu sangat .m.enyayangimu, dan tak ingin kehil.a.nganmu, tapi apalah dayaku, hatik...
Secara tidak sengaja, aku seolah kembali mendengar ucapan yang kamu katakan tempo hari. Saat itu aku dan kamu sedang dalam perjalanan menuju rumahku di kampung halamanku. Iya di sela-sela obrolan kita tentang masa depan, kamu mengatakan "Nanti kamu jangan pernah lupain aku ya" Lalu aku jawab, "Tentu saja, kamu juga ya" "Ah mana mungkin aku lupain kamu, kan teman dekat aku di MAN ini cuman kamu" Kata-kata itulah yang kembali terngiang di telingaku, iya bagaimana tidak karena semua perkataanmu itu kini tidak terbukti. Dulu kamu yang mengatakan bahwa aku jangan pernah lupain kamu. Tapi saat ini malah kamu yang menghilang. Aku merindukanmu, ...
Oleh. Siti Aulia Masropah, 180110130053 Yusi Avianto Pareanom adalah seorang Cerpenis dan kritikus sastra yang lahir di Semarang. Beliau merupakan Lulusan Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pernah bekerja sebagai wartawan di majalah Forum Keadilan dan Tempo. Saat ini berkhidmat di Penerbit Banana. Selain menulis fiksi dan nonfiksi, ia juga menerjemahkan dan menyunting karya-karya penulis asing. Ia terlibat dalam karya kerjasama novel grafis Ekspedisi Kapal Borobudur: Jalur Kayu Manis dan Eendaagsche Exprestreinen . Di sini saya akan mencoba menghubungkan latar belakang kehidupan beliau dengan salah satu karyanya yang terkenal yaitu “Rumah Kopi Singa Tertawa”, judul tersebut merupakan judul cerpen yang terbit pada Koran Tempo tanggal 10 April 2011. Namun dilain waktu “Rumah Kopi Singa Tertawa” tersebut menjadi judul sebuah kumpulan cerpen karya Yusi Avianto itu sendiri. Pada awalnya, saya angat sulit menemukan informasi dan biografi beliau, kecuali hanya se...
Komentar
Posting Komentar