Memikirkan Namamu: "Bodohnya aku"

Oleh. Siti Aulia Masropah


Sejak saat itu, aku tak pernah sedtikpun lupa namanya. Iya.. perkenalan yang kami lakukan saat pertemuan keluarga itu ternyata cukup berkesan bagiku. Bagaimana tidak? Dia lelaki yang tampan dan mempesona tiba-tiba menghampiriku dan menyorongkan tangannya seraya berkata:
"Hai, aku Reza"
"Hah,,," Aku kaget, kalian pasti bisa membayangkan muka tabloku saat itu. Bukannya menjawab, aku malah terus melongo menatap kegantengan pangeran tampan di hadapnku ini.
"Hallo, Are you okay?" Tanyanya, membuatku kembali bangun dari alam bawah sadarku karena terpesona melihatnya.
"Oh iya, Hai aku Irena" jawabku gugup
"Oh irena, nama yang cantik. Sama seperti orangnya" begitulah saat kami baru-baru berkenal. Kalian pasti sudah dapat menebak tipe seperti apa Reza ini.
Tapi apa peduliku yang sudah keduluan terpana oleh pesonanya. Lagi-lagi aku terjerumus kedunia yang menurutku bodoh. Aku jatuh cinta padanya, pada pandangan yang pertama. Bayangkan, hanya gara-gara ucapan itu, setiap hari aku memikirkannya.
Memang, setelah beberapa saat aku dapat merasakan betapa indahnya memiliki waktu kebersamaan dengan Reza. Laki-laki yang tampan, pintar bermain musik terutama gitar, bersuara merdu, dan sama seperti laki-laki seperti ini lainnya. Dia dengan segala kelebihannya, membuatku terpanah. Namun, tidak hanya aku, tetapi banyak perempuan lain di luar sana yang ternyata menjadi "Korban" ketampanan Reza.
Siapa yang harus salahkan? Reza? Tidak mungkin. Ini semua karena kebodohanku yang terlalu cepat mengambil keputusan. Aku yang terlalu cepat yakin akan perasaanku dan lebih dulu mengatakan perasaanku padanya. Aku yang terlanjur bahagia karena bisa memilikinya, ternyata tak pernah benar-benar dia sukai. Apalagi cintai.
Lagi, seperti saat-saat sebelumnya, aku kembali menjadi sosok yang paling mencintai dan paling terluka. Semua karena Aku, karena kebodohanku.
dan lebih bodohnya lagi, sudah tiga tahun yang lalu aku menyadari kekeliruan pada keputusanku untuk mencintai Reza. Sampai saat ini aku masih saja tetap mencintainya, meski sudah sebesar apa semua ini sekarang. Yang aku tahu, aku tak pernah berhenti memikirkan namanya.


Jatinangor, 27 April 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ku temukan Kembali #1

Hai, aku kembali ....

Kekagumanku akan Dirimu adalah Insfirasiku