Misteri Seribu Mawar Putih,

" Aku suka kamu, sejak dari awal namun tampa akhir. Aku suka kamu, karena kamu adalah kamu bukan siapa pun,"
Kata manis ini kembali muncul di bawah meja, tepat di tempat aku duduk. Entah siapa yang iseng menaruhnya dan pasti akan selalu disertai dengan sekuntum mawar putih setengah mekar, kesukaanku. ini adalah ke-3 kalinya aku mendapat pesan dari si pengirim mawar misterius itu. lalu siapa sebenarnya dia???
***
Bel tanda istirahat berbunyi, seperti biasa aku dan Reyna sahabatku sejak kelas sepuluh berjalan berdampingan menuju kantin sekolah. Ya pelajaran matematika selama 2 jam cukup menguras energi, hingga perut kami terasa sangat lapar. Sesampainya di kantin aku langsung memesan satu porsi nasi kuning, dan jus mangga sedangkan sahabatku soto kari dengan air teh manis.
"Eh, tau gak Rey?" kataku pada Reyna memulai pembicaraan, " tadi pagi aku nemuin mawar putih lagi di bawah meja" kataku lagi.
"Oh ya, terus ada kata-kata apa lagi? ada nama pengirimnya gak?", berondong Reyna penasaran.
"Ikh, biasa aja dong nanyanya, ya seperti kemarin-kemarin kata-katanya gitulah, terus masih tanpa nama"
"Ikh so misterius banget ya ni orang, udah kayak di cerita-cerita FTV ajah" kata Reyna kesal.
"Iya sih, aku juga jadi penasaran banget, siapa sih orang yang suka naruh mawar di bawah meja aku? iseng atau emang semua kata-katanya itu bener yah?" tanyaku pada Reyna.
"Hmm gak tau juga sih, tapi kalau itu cuman iseng kerajinan tau, masa jailnya nyampe segitunya sih," kata Reyna
"Iya juga sih tapi gak gentel banget nie orang," kataku ketus
"Iya bener banget, mana jadul banget lagi caranya, masa hari gini masih make surat gak tau apa kalau jaman sekarang udah ada yang disebut HP, facebook, twitter?" kata Reyna tak kalah ketus.
"Iya banget,  tapi yah gak taulah kita tunggu lagi aja apa itu akan terulang lagi selasa depan."kataku, sebenarnya ada sedikit pengharapan dalam hatiku bahwa kejadian seperti itu akan terus terulang.
***
Pagi yang cukup cerah, seperti biasa aku berjalan sendiri memasuki ruangan kelas. hmm kelas masih dalam keadaan yang kosong, bahkan sekolah pun masih cukup sepi. Apa karena aku berangkatnya kepagian atau karena yang lain pada kesiangan? ah entahlah.
Namun saat aku baru duduk di bangkuku, terdengar suara langkah kaki menuju kelas ku. Tak berapa lama munculah Rayhan dengan setelan cupunya yang agak sedikit aneh. Dia terkejut saat melihat aku telah berada di dalam kelas, hal itu bisa terlihat dari air mukanya yang berubah saat melihat ke arah ku.
"Eh Ulfha, pagi banget datengnya?" tanyanya dengan sedikit gugup.
" Iya lagi pengen ajah, kamu juga kok pagi banget sih?" tanyaku lagi
"Hmmm, aku memang selalu dateng jam segini karena... Ekhh" kata-kata Reyhan terhenti seperti ada yang disembunyikan olehnya.
"Karena apa?" tanyaku penasaran
"Ya karena aku..."( agak lama Reyhan berpikir)," karena aku suka baca buku pelajaran dulu di perpus, ya baca buku pelajaran" katanya gugup.
"Oh ya hemm emangnya perpus udah buka jam segini?" selidikku,
"hmmm udah kok udah " katanya sangat gugup, tingkahnya seperti maling yang takut ketahuan.
"gitu ya,, kok aku gak tau ya? ehh kamu kenapa sih ko gugup gitu, biasa aja lagi?"
" Hemm gak papa, aku ke toilet dulu ya " katanya dengan cepat lalu menghilang dibalik pintu. "Hampir saja" bisiknya Reyhan yang masih sempat aku dengar.
***
Satu bulan berlalu setelah ujian nasional berlangsung, hari ini adalah hari yang paling aku tunggu juga paling buat aku tegang, kenapa? Karena hari ini adalah hari pengumuman KELULUSAN!!!!!!
Semua siswa kelas Dua belas telah berkumpul didalam Aula, harap-harap cemas menanti apakah dinyatakan menang atau kalah dalam ujian nasional, ditambah dengan tersebarnya berita tentang adanya tiga orang siswa yang tidak lulus di SMA Citra Bangsa itu.
Aku dan Reyna berpegangan erat-erat, hal ini menggambarkan betapa takutnya kami menerima hasil ujian ini. Kami takut, jika kami dinyatakan tidak lulus, bagaimana malu dan marahnya orang tua kami. Namun, bagaimanapun hasilnya, kami harus tetap terima karena ini adalah kompetisi.
Dua puluh menit berlalu, setelah kepala sekolah menyampaikan pidato sambutannya dan mengatakan bahwa ada beberapa siswa yang tidak lulus.
Saat ini saatnya kami semua melihat hasil usaha kami di ujian nasional. satu persatu siswa dan wali dipanggil dan diserahkan amplop berisi keterangan kelulusan kami. Aku dan Rey sangat tegang. Kami saling rangkul saat orangtua kami membuka amplop tersebut.
Aku melihat wajah mamahku yang tegang, begitupun wajah mamahnya Rey. Lalu setelah membuka amplop dan meihat hasilnya, mamahku tertegun lalu memlukku erat.
"Selamat sayang, kamu lulus" Kata mamah seraya memelukku dan menangis haru. Begitupun dengan mamahnya Reyna, kami berdua lulus dan berhasil melewati ujian.
***
Pesta Kelulusan
Setelah mendapatkan predikat lulus dari sekolah, kami siswa kelas tiga melaksanakan pesta kelulusan sekaligus malam perpisahan. Karena siapa yang dapt menjamin setelah lulus dari sekolah ini kami akan tetap bersama dan saling bertemu, maka disediakanlah satu malam khusus untuk dapat kami kenang di suatu hari nanti.
Aku datang ke acara tersebut berbarengan denga Reyna, lihat betapa cantiknya dia dengan Dress selutut tangan pendek berwarna Ungu muda, terlihat serasi dengan sepatu Highhills yang menawan. Sedangkan aku, menggunakan Dress warna merah selutut dengan sepatu Hilss senada, entahlah bagaimana penampilanku, Tapi kata Reyna dan Mamahku tadi, aku terlihat bak putri raja yang dari negeri dongeng.
Acara di mulai pukul delapan tepat, banyak anak-anak kelas tiga yang memberikan penampilan. Ada yang nyanyi solo, ngeband, akustikan, baca puisi, dan banyak lagi. Ditengah-tengan acara, tiba-tiba lampu-lampu mati. lalu terdengar suara dari atas panggung, suara yang tak begitu asing bagiku, suara tersebut menyanyikan sebuah puisi yang paling aku suka.

Aku Ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya tiada......

setelah bait puisi terkahir diucapkan, lampu di atap menyala berbentuk Love, di dinding banyak bertempel bunga mawar, di panggung ada sepanduk bertuliskan, I Will You My Girl Friend Ulfha
tiba-tiba Reyna berkata: "Berbalik Ulfha"
dan saat aku berbalik, aku melihat Reyhan berlutut membawa satu ikat mawar putih.
"Ulfha, Mau kah kamu menjadi kekasihku"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ku temukan Kembali #1

Kekagumanku akan Dirimu adalah Inspirasiku,

Hai, aku kembali ....