Setapak Langkah Aulia

saat menatapi hujan @Teras Abu, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran untukmu yang di sana.... aku berharap kini di tempatmu berada hujan sama-sama tengah menguyur kotamu aku berharap di sana pun... engkau tengah terduduk termanggu menatapi setiap tetes hujan itu kamu yang bersemayam di dalam hatiku... aku berharap bahwa yang kau rasakan adalah sama seperti rasaku aku merindukanmu kekasihku aku menginginkan sebuah pertemuan antara aku dan dirimu tidak hanya lewat mimpi namun lewat dunia nyata taukah kamu pangeranku... selalu dalam setiap harapanku.. meskipun kamu tak selalu bersamaku tak selalu di sampingku... namun hatimu tak kan pernah berpaling dariku kamu yang telah menjadi kekasihku... aku selalu berharap bahwa kita... meski tak semua orang setuju akan kebersamaan kita namun kamu akan selalu mencintaiku dengan cinta tulus yang mungkin kau berikan..  sayang...  rasanya telah bertahun-tahun aku tak bertemu denga

kenapa aku tak pernah temukan ketulusan di matamu? kenapa aku tak pernah sampai pada ketetapan bahwa hanya aku yang memiliki hatimu? kenapa hanya air mata yang sisakan luka, yang selalu menyertai langkah-langkahku saat bersamamu? kemana bahagia yang dijanjikan kebersamaan? kemana tawa yang dijanjikan kasih sayang? aku tak akan lagi mengharapkanmu jika ternyata aku hanya dijadikan yang kedua dalam tujuan cinta duniamu aku takkan lagi memintamu menyayangiku jika kasih sayang itu masih terbagi dengannya  dia, yang kini berada di tempat yang tak pernah bisa kujangkau saat ini dia yang terdiam dalam pelukan keabadian mennati mentari dari arah barat dia yang membuatku cemburu atas perhatianmu dia hanya dia yang membagi rasa sayangmu  dia yang tak pernah kutemui namun kamu tetap mampu menjangkaunya dengan hasrat dan cinta yang masih tertancap dalam jiwa dan ragamu. aku menyesal maafkan aku....