Jatinangor, Satu Juli 2014
kenapa aku tak pernah temukan ketulusan di matamu?
kenapa aku tak pernah sampai pada ketetapan bahwa hanya aku yang memiliki hatimu?
kenapa hanya air mata yang sisakan luka, yang selalu menyertai langkah-langkahku saat bersamamu?
kemana bahagia yang dijanjikan kebersamaan?
kemana tawa yang dijanjikan kasih sayang?
aku tak akan lagi mengharapkanmu
jika ternyata aku hanya dijadikan yang kedua dalam tujuan cinta duniamu
aku takkan lagi memintamu menyayangiku
jika kasih sayang itu masih terbagi dengannya
dia, yang kini berada di tempat yang tak pernah bisa kujangkau saat ini
dia yang terdiam dalam pelukan keabadian mennati mentari dari arah barat
dia yang membuatku cemburu atas perhatianmu
dia hanya dia yang membagi rasa sayangmu
dia yang tak pernah kutemui
namun kamu tetap mampu menjangkaunya
dengan hasrat dan cinta
yang masih tertancap dalam jiwa dan ragamu.
aku menyesal
maafkan aku....
kenapa aku tak pernah sampai pada ketetapan bahwa hanya aku yang memiliki hatimu?
kenapa hanya air mata yang sisakan luka, yang selalu menyertai langkah-langkahku saat bersamamu?
kemana bahagia yang dijanjikan kebersamaan?
kemana tawa yang dijanjikan kasih sayang?
aku tak akan lagi mengharapkanmu
jika ternyata aku hanya dijadikan yang kedua dalam tujuan cinta duniamu
aku takkan lagi memintamu menyayangiku
jika kasih sayang itu masih terbagi dengannya
dia, yang kini berada di tempat yang tak pernah bisa kujangkau saat ini
dia yang terdiam dalam pelukan keabadian mennati mentari dari arah barat
dia yang membuatku cemburu atas perhatianmu
dia hanya dia yang membagi rasa sayangmu
dia yang tak pernah kutemui
namun kamu tetap mampu menjangkaunya
dengan hasrat dan cinta
yang masih tertancap dalam jiwa dan ragamu.
aku menyesal
maafkan aku....
Komentar
Posting Komentar