Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015
Ah seandainya ada yang mau mendengar semua keluh kesahku. Seandainya ada sosok yang mau menjadi tempatku berbagi cerita, namun aku tetap nyaman bersamanya. Aku, mengatakan bahwa aku kehilangan semangat untuk kuliah dan aku mengatakan pada mereka aku tidak tahu alasannya apa. Sebenarnya aku tahu apa yang menjadi alasanku malas untuk datang ke kampus, bukan karena hal yang berat, tapi tak cukup ringan bagiku. Rasanya aku ingin diam dan tak melakukan apa-apa, jika saja aku tak ingat akan tanggung jawabku. Mungkin sampai apa yang tengah aku nanti itu dadtang, aku tak akan pernah menginjakan kakiku di kampus.
Sore hari di area Rektorat Unpad... "Hey lihat, mataharinya sebentar lagi akan tenggelam" "Oh iya... indah sekali ya :) " "Iya.. eh tunggu sebentar" ...... "Coba kamu berdiri di sana" Tunjukmu mengarahkanku sembari membidikkan kamera itu "Eh apa yang mau kamu lakuin" Tanyaku heran "Aku mau merekam sesuatu" Katanya sambil tersenyum "Hmm baiklah" Aku menuruti setiap arahannya "Oke.. Pas" Dia meninggalkan kamera yang sedang membidik ke arahku, lalu dia berlari kehadapanku "Sebenarnya apa yang mau kamu rekam" Tanyaku heran, kini dia berdiri di depanku "Satu...dua...tiga....Mulai..." Bukannya menjawab, dia malah menghitung, lalu berlutut di depanku "Tiara... Maukah kamu menjadi kekasihku?" Tanyanya sembari berlutut dan menyodorkan setangkai bunga mawar yang entah dari mana. "Hah?" Aku jelas-jelas sangat kaget "Iya... Maukah kamu menjadi kekasihku Tiara&

Selamat datang keluargaku

Huh... rasanya sudah sangat lama aku tidak menghabiskan ujung senja di tempat ini. Yang aku ingat terakhir kali aku menghirup senja di tempat ini kira-kira sekitar 4 bulan lalu. Wah sudah sangat lama ya? Hari ini, aku kembali pada satu kegiatan berkumpul yang palin aku rindukan, yaitu berkumpul dengan keluargaku di Teater Djati. Banyak yang berbeda dalam keluargaku kini, terlebih dengan semakin banyaknya anggota yang ikut duduk melingkar bersamaku di sini.  Aku sampai cukup terlambat, ya maklumlah sebelum aku bergabung dengan mereka ada sesuatu yang terlebih dahulu harus aku selesaikan. Aku sampai pada pertengahan obrolan mereka, yang masih sempat aku tangkap mereka membicarakan tentang "Pengorbanan" dan "Memanusiakan Manusia". Tak cukup lama untuk aku dapat berbaur dan mengerti apa yang tengah keluargaku bicarakan. Iya mereka sedang membicarakan tentang kesulitan yang dialami oleh beberapa anggota keluarga kami yang baru dalam hal bersosialisasi.  Sebut s

Kata Cinta Itu???

Seandainya aku tahu, jika cinta itu adalah 'melupakan', maka dalam mimpi pun aku tak akan pernah mau untuk mengharapkanmu mengatakan "Aku Cinta Padamu".   Sudah lama memang, keadaan waktu itu berlalu. Aku sudah hampir lupa (setidaknya aku berharap aku lupa) bagaimana semua kegilaan itu dimulai. Kenyataan yang dulu aku ukir, kini justru semakin menahanku di masa lalu. Menurutku, meski sudah jutaan detik berlalu, aku merasa bahwa semuanya tidak kemana-mana. Buktinya, kini aku tetap berada dalam keadaan yang sama, dan saat aku membuka mata hanya bayanganmulah yang terlintas di depan mataku. Mungkin aku sudah mulai gila (tidak aneh sih, toh semuanya diawali dengan kegilaan bukan?), tapi entahlah. Yang aku tahu, akhir-akhir ini aku merasa ingin melepaskan beban yang tertumpu pada kepalaku. Seolah-olah beban itu semakin bertambah setiap kali aku mengingatnya. Aku lelah, aku ingin membuang bongkahan batu yang menindih kepalaku ini, sayangnya benda yang aku ri