Selamat datang keluargaku

Huh... rasanya sudah sangat lama aku tidak menghabiskan ujung senja di tempat ini. Yang aku ingat terakhir kali aku menghirup senja di tempat ini kira-kira sekitar 4 bulan lalu. Wah sudah sangat lama ya?
Hari ini, aku kembali pada satu kegiatan berkumpul yang palin aku rindukan, yaitu berkumpul dengan keluargaku di Teater Djati. Banyak yang berbeda dalam keluargaku kini, terlebih dengan semakin banyaknya anggota yang ikut duduk melingkar bersamaku di sini. 
Aku sampai cukup terlambat, ya maklumlah sebelum aku bergabung dengan mereka ada sesuatu yang terlebih dahulu harus aku selesaikan. Aku sampai pada pertengahan obrolan mereka, yang masih sempat aku tangkap mereka membicarakan tentang "Pengorbanan" dan "Memanusiakan Manusia".
Tak cukup lama untuk aku dapat berbaur dan mengerti apa yang tengah keluargaku bicarakan. Iya mereka sedang membicarakan tentang kesulitan yang dialami oleh beberapa anggota keluarga kami yang baru dalam hal bersosialisasi.
 Sebut saja namanya "Dealova", dia menceritakan bebarapa hal kesulitan yang dia alami dalam berbaur di keluarga ini. Melihat dia bercerita bahkan sampai berurai air mata, aku teringat akan diriku diawal aku bergabung dangan keluarga ini. Ya sama seperti mereka, aku pun sempat mengalami kesulitan. Aku sempat mengatakan "Aku ingin keluar" berkali-kali. Namun, ada satu hal yang selalu mengikatku untuk selalu terpaku pada Teater Djati. Sesaat aku mengatakan aku ingin keluar, maka saat itu pula aku menemukan alasan untuk aku tetap bertahan. 
Entah kekauatan apa yang dimiliki oleh "Rumahku" ini. 
Saat perbincangan tadi, aku tidak terlalu banyak menanggapi, namun aku ikut mendengarkan dan banyak mengambil pelajaran. Aku sangat senang mendengar keterus terangan adik-adikku. Bahkan aku juga sangat terharu saat masing-masing dari mereka mengatakan "Aku Sayang Kalian". Ia aku pun ingin mengatakan hal yang sama. Aku sayang "keluargaku", aku sayang "Rumahku". Entahlah meskipun aku masih sangat tertinggal, namun aku tidak ingin benar-benar pergi dari lingkup "Rumahku" ini.
Teater Djati, bukan hanya sekedar komunitas teater. Teater djati mengajarkan aku untuk berani bertanggung jawab, dan siap mengahdapi apapun serta siapapun. 
Menurut salah satu senior yang paling kau hormati di keluarga djati "Disaat kita kesulitan untuk berbaur, maka ingat siapa kita, dimana kita berada. Karena kita berada dalam ligkup teater, maka berteaterlah kalian. DEngan demikian, kalian akan dapat bergaul dan berbaur dengan semuanya" begitulah kira-kira yang dapat aku tangkap dari perkataan abangku itu.
Pesanku untuk adik-adikku, Teater Djati adalah 'Rimba' kehidupan, jika kau hanya ingin  sesuatu yang mulus. Maka engkau salah mengambil jalan. Namun, bukan berarti semua yang ada di dalamnya berupa kesakitan, karena kita akan melangkah bersama-sama, sesakit apapun kita bersama-sama. Jangan pernah takut, karena ketakutan yang paling besar adalah rasa takut itu sendiri.

SELAMAT DATANG ADIKKU, SELAMAT DATANG KELUARGAKU, AKU SAYANG KALIAN :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ku temukan Kembali #1

Kekagumanku akan Dirimu adalah Inspirasiku,

Hai, aku kembali ....