Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Senyum

Senyum,, tak mudah membuatku tersenyum. Hanya ia yang ak izinkan yang mampu membuatku tersenyum. Aku telah  melewati hari-hari yang kupkasakan denganmu. Tapi aku tak pernah menyesal. Aku bahagia dengan caramu, aku mampu melupakan bahwa aku pernah lelah berharap akan kebersamaan. Di hari yang sama sebulan lalu, kau pernah mengajarkan cara unik untuk mengatakan rindu padaku. Aku terpukau, namun tak mau akui bahwa aku terpesona. Hingga aku  mengatakan aku tak bisa mengizinkan kau untuk menyukaiku, merindukanku. Kau menyerah dan menjauh dariku. Aku merasa kehilangan hariku. Aku pura-pura tak ada yang berbeda. Aku tutupi rasa rinduku. Aku katakan bahwa semuanya akan berlalu secepat kau datang padaku. Namun, tak bisa aku bohongi, kau mampu menutup luka yang Ia buat. Kau membuatku mendapatkan kembali senyum bahagia karena kelakuanmu. Aku tahu, kau sangat tak sempurna, tapi memang ia, jika kamu sempurna aku tak ingin bersamamu. Aku belum menemukan alasan yang tepat kenapa aku harus men

Permen Karet Vs Permen Relaxa

Permen karet itu enak, manis, dan bisa dimainin di mulut. Trus katanya bisa nguatin kalau lagi lari (Lari dari kenyataan). Tapi sayangnya, manisnya itu gak bertahan lama. Dikunyah, beberapa saat kemudian Manisnya ilang, tinggal ampasnya yang bikin sakit gigi lalu tinggal dibuang deh. Begitupun pacara. Pacaran itu kayak makan permen karet. Manis sih, tapi gak bertahan lama. Cuman bentar, beberapa saat kemudian berubah menjadi hambar. Tinggal ampas, lalu dibuang tak berbekas. Makanya, aku gak mau punya status kayak gitu sama kamu. Soalnya aku takut manisnya kebersamaan kita akan cepat hambar kayak permen karet. Katamu... Permen karet itu enak ya manis, tapi aku gak suka permen karet. Mending permen relaxa aja, selain habis langsung tanpa dibuang, dia juga bisa bikin relax dan tenang, aku tidak akan seperti permen karet,manis diawal tpi diakhir manisnya hilang,, Insya Alloh. Begitu... seandainya semua pria di dunia ini menyadari, kalau laki-laki yang dapat dipegang adalah perkat

Aku dan Kalian yang disebut "Generasi Searching"

Gambar
Sahabat... benarkah apa yang kita jalani adalah persahabatan? Setiap detik dalam kebersamaan kita selalu terselip caci dan maki. kalian, Ia kalian tak pernah bosan mencaci satu sama lain. Tapi, apakah ada yang terluka? Tidak!!! Kita tetap bersama seperti sediakala. Kita tetap tertawa dan saling mentertawakan. Kadangkala aku berada dipihak yang paling dicaci, namun bukanlah hal yang bijak jika aku merasa sakit oleh kalian. Karena, jika salah satu diantara kalian berganti posisi denganku. AKu akan lebih parah dari apa yang kalian lakukan. Sahabat... Mungkin memang inilah arti persahabatan yang kita miliki, yang kita jalani. Pernahkan kalian tak merasa sangat rindu saat lama tak berjumpa? atau Pernahkan kalian merasa bosan saat terus-terusan kita bersama? Jika aku yang menjawab, tidak pernah. Aku selalu saja merasa Rindu. Bahkan jika kita tak bertemu hanya dalam hitungan hari sekalipun dan aku tak pernah merasa bosan, meskipun bersama dengan kalian dalam hitungan hari tanpa berpisah.

Katamu, Sudut pandangmu, Sudut Pandangku

Katamu... Tidak salah jika jatuh cinta pada sosok yang tidak mencintai kita. Namun, kenapa saat merasa tidak ditanggapi maka ada luka yang berbekas. Katamu... Aku seperti merpati, yang seolah-olah jinak dan mudah ditangkap. Namun saat kau mendekat, aku terbang menjauh dan hinggap di tempat yang lain. Katamu... Aku hanyalah seorang gadis licik, yang menebar pesona kesemua manusia,namun mengabaikan ia yang tertarik dan memujaku. Katamu... Aku hanyalah penipu cerdik, yang seolah-olah membiarkanmu masuk kedalam hatiku. Namun, pada kenyataannya aku tak sedikitpun menaruh hati padamu. Aku tahu,mungkin hal ini akan terlihat salah jika dilihat dari sudut pandangmu. Namun,apakah semua ini juga menjadi salahku, jika dilihat dari sudut pandangku? Aku tak prnah berniat membuat sesorang sebegitu terpesonanya padaku, sama halnya dengan aku yang terpesona pada orang lain. Aku tak dapat mencegah mereka mengagumiku, seperti halnya aku yang mengagumi orang lain. Maafkan aku jika aku memang s

Cinta Arus Pendek

Lagi-lagi aku hanya menulis tentang cinta. Tapi tak apa, yang penting aku mulai menulis sesuai dengan kemauanku sendiri. Aku ingin bercerita tentang sebuah kisah cinta. Terserah kalian mau menganggap ini kisah cinta siapa, Mau menganggap kisah cinta sendiri? atau kisah cinta aku? teman? atau siapapun terserah. yang pasti beginilah kisahnya... Semua berawal dari kebersamaan yang tak disengaja. (Tokoh kita panggil saja "Aku"), iya aku dan dia dekat karena alasan yang sebenarnya bukan untuk memutuskan kedekatan menjadi sebuah ikatan. Tanpa sengaja kami berjalan berdanpingan dalam janji yang terucap semu, namun hal ini tidak berjalan lama. Karena genap 57 hari setelah janji terucap, kata perpisahan dipilih olehku karena semua tak sesuai dengan harapan. Dia asik dengan dunianya sendiri, belum mampu membagi waktunya bersamaku, padahal tak perlu banyak, hanay beberapa saat dalam sehari. Heran memang, sebagian orang mengatakan bahwa aku terlalu menuntut, tapi apa yang aku tuntut? A

Aku membiarkanmu terbang bebas ...

Kemarin, aku sempat berbahagia bersamamu. Kamu sungguh istimewa, meski awalnya hanya coba-coba, tapi kamu membuatku jadi jatuh cinta. Aku bahagia, namun tak bertahan lama. Kamu bukan milikku, kamu bukan untukku. Maka, aku membiarkanmu terbang bebas seperti apa yang kamu mau, dan terserah kamu mau hinggap di manapun kamu mau. Jangan sering sakit ya {}, karena setelah ini aku akan pergi tanpamu. 28Mei2015

Memikirkan Namamu: "Bodohnya aku"

Oleh. Siti Aulia Masropah Sejak saat itu, aku tak pernah sedtikpun lupa namanya. Iya.. perkenalan yang kami lakukan saat pertemuan keluarga itu ternyata cukup berkesan bagiku. Bagaimana tidak? Dia lelaki yang tampan dan mempesona tiba-tiba menghampiriku dan menyorongkan tangannya seraya berkata: "Hai, aku Reza" "Hah,,," Aku kaget, kalian pasti bisa membayangkan muka tabloku saat itu. Bukannya menjawab, aku malah terus melongo menatap kegantengan pangeran tampan di hadapnku ini. "Hallo, Are you okay?" Tanyanya, membuatku kembali bangun dari alam bawah sadarku karena terpesona melihatnya. "Oh iya, Hai aku Irena" jawabku gugup "Oh irena, nama yang cantik. Sama seperti orangnya" begitulah saat kami baru-baru berkenal. Kalian pasti sudah dapat menebak tipe seperti apa Reza ini. Tapi apa peduliku yang sudah keduluan terpana oleh pesonanya. Lagi-lagi aku terjerumus kedunia yang menurutku bodoh. Aku jatuh cinta padanya, pada pandanga

CIPTAKAN MOMENT !!!

Satu sore di bawah guyuran hujan... "Kenapa kamu suka aku?" "Entahlah, aku tidak tahu" "Kenapa begitu? Padahal kamu adalah pria tampan yang banyak dikagumi wanita-wanita cantik. sedangkan aku, apa yang dapat aku banggakan?" "Sudah kubilang, aku tidak tahu" ........ "Bagaimana kau bisa menyukaiku? maksudku sejak kapan kau memiliki rasa itu?" "Mungkin sejak malam itu, ketika aku dan kamu menghabiskan setengah malam minggu berbincang-bincang dilapang Gasibu" "Oh ya... bukankah saat itu kita bertiga" "Iya bertiga, namun kamu dan aku seolah memiliki dunia sendiri. Aku dan kamu berbincang banyak hal denganmu" "hmmm begitu, lalu kenapa kamu bisa merasakan hal itu kepadaku. sedangkan banyak wanita lain yang jauh lebih segala-galanya dariku?" "Mungkin karena kamu mampu mengusik hatiku" "Hatimu, bagaimana caranya? Aku merasa tidak melakukan apa-apa terhadapmu?" "Iya e

Antara Aku, Kamu, dan semua yang terluka karena "KITA"

           Kisah ini bermula dari sebuah ketidak sengajaan. Iya... aku dan kamu tidak sengaja memiliki aktivitas yang sama. Tidak sengaja selalu terlihat bersama. Tidak sengaja dianggap menjalin hubungan, atau baru sekadar mengalami massa penjajakan. Hingga akhirnya aku dan kamu tidak sengaja benar-benar menjalin hubungan itu. Tanggal berapa ya? tepatnya aku lupa. Namun, meskipun begitu aku tidak pernah menyesal mengalami semua hal ketidaksengajaan ini. Karena pada akhirnya aku benar-benar nyaman menjalani kebersamaan dan hari-hari bersamamu ini.         Namun, dibalik semua hal itu, aku menyadari ada beberapa hal yang tidak beres dengan kebersamaan kita. Bukan dari dalam diri kita. Namun, dari pihak lain yang lagi-lagi tanpa sengaja harus tersangkut oleh kisah kita ini.            Orang ketiga? Ah bukan, Ia hanya seseorang yang mengagumimu lebih lama daripada aku. Dia mengenalmu lebih dulu, dan lebih dulu sering menjalani kebersamaan bersamamu. Mungkin ini hanya perasaanku saja,
Ah seandainya ada yang mau mendengar semua keluh kesahku. Seandainya ada sosok yang mau menjadi tempatku berbagi cerita, namun aku tetap nyaman bersamanya. Aku, mengatakan bahwa aku kehilangan semangat untuk kuliah dan aku mengatakan pada mereka aku tidak tahu alasannya apa. Sebenarnya aku tahu apa yang menjadi alasanku malas untuk datang ke kampus, bukan karena hal yang berat, tapi tak cukup ringan bagiku. Rasanya aku ingin diam dan tak melakukan apa-apa, jika saja aku tak ingat akan tanggung jawabku. Mungkin sampai apa yang tengah aku nanti itu dadtang, aku tak akan pernah menginjakan kakiku di kampus.
Sore hari di area Rektorat Unpad... "Hey lihat, mataharinya sebentar lagi akan tenggelam" "Oh iya... indah sekali ya :) " "Iya.. eh tunggu sebentar" ...... "Coba kamu berdiri di sana" Tunjukmu mengarahkanku sembari membidikkan kamera itu "Eh apa yang mau kamu lakuin" Tanyaku heran "Aku mau merekam sesuatu" Katanya sambil tersenyum "Hmm baiklah" Aku menuruti setiap arahannya "Oke.. Pas" Dia meninggalkan kamera yang sedang membidik ke arahku, lalu dia berlari kehadapanku "Sebenarnya apa yang mau kamu rekam" Tanyaku heran, kini dia berdiri di depanku "Satu...dua...tiga....Mulai..." Bukannya menjawab, dia malah menghitung, lalu berlutut di depanku "Tiara... Maukah kamu menjadi kekasihku?" Tanyanya sembari berlutut dan menyodorkan setangkai bunga mawar yang entah dari mana. "Hah?" Aku jelas-jelas sangat kaget "Iya... Maukah kamu menjadi kekasihku Tiara&

Selamat datang keluargaku

Huh... rasanya sudah sangat lama aku tidak menghabiskan ujung senja di tempat ini. Yang aku ingat terakhir kali aku menghirup senja di tempat ini kira-kira sekitar 4 bulan lalu. Wah sudah sangat lama ya? Hari ini, aku kembali pada satu kegiatan berkumpul yang palin aku rindukan, yaitu berkumpul dengan keluargaku di Teater Djati. Banyak yang berbeda dalam keluargaku kini, terlebih dengan semakin banyaknya anggota yang ikut duduk melingkar bersamaku di sini.  Aku sampai cukup terlambat, ya maklumlah sebelum aku bergabung dengan mereka ada sesuatu yang terlebih dahulu harus aku selesaikan. Aku sampai pada pertengahan obrolan mereka, yang masih sempat aku tangkap mereka membicarakan tentang "Pengorbanan" dan "Memanusiakan Manusia". Tak cukup lama untuk aku dapat berbaur dan mengerti apa yang tengah keluargaku bicarakan. Iya mereka sedang membicarakan tentang kesulitan yang dialami oleh beberapa anggota keluarga kami yang baru dalam hal bersosialisasi.  Sebut s

Kata Cinta Itu???

Seandainya aku tahu, jika cinta itu adalah 'melupakan', maka dalam mimpi pun aku tak akan pernah mau untuk mengharapkanmu mengatakan "Aku Cinta Padamu".   Sudah lama memang, keadaan waktu itu berlalu. Aku sudah hampir lupa (setidaknya aku berharap aku lupa) bagaimana semua kegilaan itu dimulai. Kenyataan yang dulu aku ukir, kini justru semakin menahanku di masa lalu. Menurutku, meski sudah jutaan detik berlalu, aku merasa bahwa semuanya tidak kemana-mana. Buktinya, kini aku tetap berada dalam keadaan yang sama, dan saat aku membuka mata hanya bayanganmulah yang terlintas di depan mataku. Mungkin aku sudah mulai gila (tidak aneh sih, toh semuanya diawali dengan kegilaan bukan?), tapi entahlah. Yang aku tahu, akhir-akhir ini aku merasa ingin melepaskan beban yang tertumpu pada kepalaku. Seolah-olah beban itu semakin bertambah setiap kali aku mengingatnya. Aku lelah, aku ingin membuang bongkahan batu yang menindih kepalaku ini, sayangnya benda yang aku ri

Hanya satu Permintaan

Rasanya ini bukanlah pertama kalinya aku berkata "Tuhan aku ingin melupakan semua tentangnya". Semakin sering aku berkata demikian, semakin sering pula aku kembali pada kenyataan "Aku masih mengharapkannya". Aku tidak ingin selalu menceritakannya. Namun, entah dari mana datangnya kisah yang selalu aku tutupi itu terbuka, terbongkar dan kembali meledak kepermukaan. Namamu, nama yang indah. Namun, saat aku membisikannya, aku akan kembali tersadar bahwa aku telah ditinggalkan. Mau bagaimana lagi, begitulah kenyataan yang selalu aku ingat. Aku berusaha berteman dengan hujan, agar saat aku menangis tak seorangpun tahu bahwa aku tengah menangis. Aku merasa terluka, meski sebenarnya kau tidak melukai aku sedikitpun. Aku, siapa aku? Apa hakku untuk menangisi kepergianmu, kamu bukan milikku bahkan dalam mimpi terindahkupun kau tak pernah jadi pendampingku. Aku berteman dengan malam, agar sunyi ini mulai terkikis oleh suara-suara jangkrik itu. Tapi apalah dayaku, datan

Tak Ingin yang Sempurna

Ada berapa orang yang bertanya "Seperti apa tipe pangeran impianmu Aulia?" Lalu aku menjawab: Aku tidak memiliki tipe khusus kecuali Dia mencintaiku tidak hanya lewat kata, namun lewat tingkah laku dan kesetiaan Dia yang tidak hanya memiliki satu porsi cinta untukku, tapi untuk keluargaku dan orang-orang terdekatku Tidak mengekang dan melarang mimpi-mimpiku, tetapi menjadi orang pengisi barisan terdepan mendukung dan membimbingku Tidak hanya memberiku hidup dengan janji, tapi dengan bukti Tidak hanya memiliki rencana, namun memiliki skema dan program pencapaian tidak harus seorang yang telah sukses, tapi ia yang mau berusaha, merintis, dan ikhlaskan aku mendampinginya demi menaiki tangga kesuksesan Tidak egois dengan hak yang dimiliki seorang pria, tapi ia yang legowo dengan kewajiban yang seharusnya diberikan pada seorang perempuan Aku ingin diistimewakan, aku ingin jadi kebanggaan Tidak terburu-buru kok, masih ada waktu dan yang palin penting, Tidak perlu yang
Kenapa harus keadaan seperti ini yang aku alami. Keadaan yang sama yang menimpa orangtuaku beberapa tahun itu. Kenapa keadaan yang paling aku benci dulu kini menerpaku. Meskipun saat ini aku memiliki uang, tidak akan cukup membalikkan semuanya. Kenapa aku selalai ini, kenapa semuanya selalu terbuka saat waktu sudah terdesak. Aku ingin kembali, tapi bagaimana. Menyesal ternyata tidak cukup, karena semua ini butuh penyelesaian bukan penyeselan. Aku harus bagaimana ya Allah. setelah selesai yang satu, maka datang yang lainnya saling bersahutan. Aku terhimpit oleh jalan yang aku pilih sendiri. Jika yang ini selesai, maka aku yakin yang lain akan muncul kepermukaan. Aku ingin kembali, tapi itu tidak mungkin.

BAPAKKU TERSAYANG

Aku merasa bahagia, kala aku mengingat berapa usiaku saat ini. Hmm mendekati 20 tahun, sudah bukan remaja lagi. Setiap perbuatan dan tingkah laku diriku sudah sangat diperhitungkan dan tak dapat dianulir lagi. Bahagia memang mengingat aku sudah bisa memutuskan apa yang aku ingin lakukan, meski dengan resiko aku harus tanggung sendiri.  Dari semua untung ruginya aku menjadi dewasa di atas ialah ketika aku mengingat berapa usia Ayah Ibuku saat ini. Ayahku usianya sudah lewat setengah abad. Sudah sangat tua. Tapi ia masih harus terus bekerja keras. Aku kecewa sama diriku sendiri, di usiaku yang segini aku belum dapat meringankan bebannya. Aku menyangi ayahku, sangat menyanginya. Aku tidak akan pernah lupa, saat beliau mengetahui aku jadi juara kelas dulu. Aku juga sangat sedih saat beliau mengetahui peringkatku di kelas turun drastis. Meski kata-katanya tidak menyiratkan kekecewaan, namun aku tahu dia sangat kecewa. Maafkan aku pak, tela sering aku mengecewakanmu.
Ketika matahari menawarkan kisah baru di pagi hari, aku memulai langkahku dengan senyum yang selalu kutebar kepada setiap orang yang kutemui di luar sana. Namaku meliysa, ingat ada huruf "i' dan "y" yang berdampingan, tidak boleh hilang salah satu apalagi harus keduanya. Aktifitasku adalah mengejar semua yang harus aku kejar, meraih apa yang mampu aku gapai, dan memulai apa yang sudah aku rencanakan. Usiaku menginjak dua puluh tahun, yah sekitar satu bulan setengah lagi aku menggenap usiaku tersebut. Aku memiliki mimpi yang besar sebagai seorang yang sukses, namun sampai saat ini aku baru mencapai sang pemimpi yang hebat. Sudah terlalu terlambat bagi aku mengulang semua, bahkan untuk memulaipun sudah cukup tertinggal. Namun, daripada aku tidak melakukan apa-apa lebih baik aku melangkah mulai dari saat ini bukan? Apapun hasilnya nanti itu bukan masalah, yang terpenting aku tidak terllau menyesal karena terlalu lama bermalas-malasan. Awal masuk kuliah aku dengan opt

Dear Ummi [Aku pun Sangat Kehilanganmu]

Gambar
            Secara tidak sengaja, aku seolah kembali mendengar ucapan yang kamu katakan tempo hari. Saat itu aku dan kamu sedang dalam perjalanan menuju rumahku di kampung halamanku. Iya di sela-sela obrolan kita tentang masa depan, kamu mengatakan                 "Nanti kamu jangan pernah lupain aku ya"               Lalu aku jawab, "Tentu saja, kamu juga ya"               "Ah mana mungkin aku lupain kamu, kan teman dekat aku di MAN ini cuman kamu"         Kata-kata itulah yang kembali terngiang di telingaku, iya bagaimana tidak karena semua perkataanmu itu kini tidak terbukti. Dulu kamu yang mengatakan bahwa aku jangan pernah lupain kamu. Tapi saat ini malah kamu yang menghilang. Aku merindukanmu, terlalu banyak cerita yang pernah kita jalani bersama. Dari mulai cerita tentang kita yang mencintai pria-pria hebat di sekolah kita sampai cerita bagaimana kamu menjadi primadona di sekolah.           Kamu adalah teman yang sangat baik, aku tidak

20 Januari 2015

            Beberapa menit yang lalu aku membaca banyak cerita miniyang bertema tentang "Penolakan untuk berpacaran". Banyak yang membuatku terhenyak dan merasa tertampar. Bagaimana tidak, dalam cerita-cerita itu terkandung kisah romantis dan luar biasa tentang penolakan yang justru menentramkan hati.            Hal ini mengingatkan aku pada kejadian delapan desember lalu. Iya saat itu aku menerima tawaran untuk menjadi kekasih seseorang. Ah seandainya cerita-cerita itu aku baca sebelum tanggal 8 tersebut mungkin aku tidak akan melewati jalan terluka seperti beberapa minggu yang lalu. Mungkin aku akan tetap dengan prinsipku sebelumnya tetaplah mengagumi, dan jangan biarkan kekaguman membutakan matamu.              Menyesal, tapi hal itu bukan untuk disesali saat ini. Lebih baik aku banyak belajar dan mencari motivasi untuk terbebas lagi dari melakukan kesalahan yang sejenis. Aku ingin kembali mencintai dan di cintai. Namun, olehorang yang benar-benar diciptakan untukku,
       Wahai zat pemberi ketenangan, sesungguhnya tidak ada yang dapat aku lakukan kecuali berpasrah diri. Ya Allah, yang maha memiliki kekuatan. Sesungguhnya hamba sangatlah lemah tanpa anugerah kekuatan dari -Mu ya Allah.            Seandainya waktu dapat berhenti sejenak, aku ingin mempercepat langkahku untuk mengejar ketertinggalan ini. Aku telah menghabiskan ketenanganku untuk hari ini dengan membabi buta sebelumnya. Aku takut ya Allah, aku ingin memperbaiki semuanya ini, namun waktu terus mengejarku tanpa aku dapat berbuat apa-apa. Ya Allah, telah banyak yang aku libatkan dalam hal ini. Aku ingin segera mengakhirinya.         Sulit memang menemukan jalan, meski sebenarnya serabut-serabut itu telah memjadi kelabu dan tidak lagi hitam. Aku ingin segera memperbaiki semuanya Ya Allah.        Tidak sanggup lagi aku memohon pertolongan kepada manusia, karena pada kejadian-kejadian sebelumnya hal ini pertolongan manusia menambah masalah hamba sendiri.          Wahau zat pengua

Menyaring Ilmu

Hidup ini bukanlah untuk mencari kebahagian, tetapi untuk mencari ketenangan. Kaya bukan berarti bahagia, karena terkadang mereka yang kaya tidak memiliki sebuah ketenangan. Miskin mungkin tidak terlihat bahagia, namun siapa tahu ia memiliki ketenangan yang luar biasa. Mereka yang bahagia belum tentu berbahagia, Namun mereka yang memiliki ketenangan sudah barang tentu berbahagia. :) Ustad Fuad....16 Januari 2015 at Pompes Darussalam Tanjungsari Sumedang

Berdiaoglahuntuk solusi, meskipun kau harus berbicara dengan dirimu sendiri

     "Lagi apa?"      "Aku sedang jatuh, aku jatuh dan sulit untuk bangkit"      "Jatuh karena apa?"     "Dulu setiap kali aku memiliki masalah, aku bisa lari dan meninggalkan masalah tersebut tanpa menyelesaikannya. Saat ini semua masalah itu terungkap dan ternyata sangat menumpuk"      "Masalah apa?"    "Banyak hal, aku menyesal saat ini dan bingung karena aku tidak menemukan jalan untuk menyelesaikannya. Aku ingin lari, namun aku sadar semua itu sama saja dengan menanam benih yang suatu saat akan menjadi buah dan mau tidak mau harus aku panen. Aku menyesal"      "....."      "Saat ini, semuanya sudah terlampau rumit. Aku bingung harus memulai dari mana. Tidak ada lagi ruang untuk langkahku kedepan. Kecuali aku dapat menyelesaikan satu per satu masalah ini"     "Yang sabar ya, Ingatlah Allah memberikan ujian akan sesuai dengan kekuatan kita"    "Ia kalau ini ujian. Tapi

Aku akan jadi bintang

"Kamu lihat apa?" "Aku lihat bintang itu, indah sekali ya" "Yang mana?" "Yang itu, Bintang yang paling terang diantara yang lainnya" "Kamu suka ya sama bintang itu?" "Suka banget, aku betah lama-lama liat dia" "Kalu gitu aku akan menjadi bintang yang lebih terang dari bintang yang di sana" "Lha emang bisa?" "Bisa dong, buat kamu akan selalu berusaha" "Gimana caranya?" "Aku tidak tahu" "Lalu, kalau kamu tidak tahu caranya. Bagaimana kamu bisa menjadi bintang" "Bukan aku yang tahu, tapi Tuhan pasti akan menunjukkan jalannya" "Hmm,, baiklah terserah kamu kalau begitu" "Kalau aku gak ada di samping kamu, jaga diri baik-baik ya" "Memangnya kamu mau ke mana?" "Mau jadi bintang" "Serius" "Ia serius, aku akan jadi apa yang kamu inginkan. Namun, saat aku jadi bintang aku tidak akan mampu menjag

Aku? Siapa? akan menjadi apa? dan bagaimana ?

     Aku pernah bermimpi bahwa aku adalah seorang Petani hebat yang memiliki lahan pertanian yang luas. Aku memengerjakan ratusan bahkan ribuan kuli untuk merawat tanaman-tanaman di Lahan pertanianku itu. Aku memiliki berhektar-hektar sawah yang mampu memenuhi kebutuhan beras Rakyat satu Provinsi setiap kali musim panen. Meski lahan pertanianku cukup luas, aku tidak perlu memgang cangkul atau bahkan kena lumpur sawah sedikitpun. Karena, cukup dengan menjentikkan jari maka semua pekerjaan akan selesai. Aku cukup berdiam diri di dalam ruangan ber AC, berjalan-jalan ke mall besar di seluruh kota besar indonesia bahkan mall besar di eropa, singapore, thailand apalagi malaysia. Hidup Makmur dan sangat menyenangkan, dan kawanku banyak. Sayang itu hanya mimpi, karena suatu pagi aku terbangun ternyata aku hanya tidur beralaskan kardus bekas di ruangan yang dinding-dingdingnya juga terbuat dari kardus. Aku hanya bermimpi, seperti yang aku bilang di Awal ini hanya sebuah mimpi.     Pernah aku