Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

BAPAKKU TERSAYANG

Aku merasa bahagia, kala aku mengingat berapa usiaku saat ini. Hmm mendekati 20 tahun, sudah bukan remaja lagi. Setiap perbuatan dan tingkah laku diriku sudah sangat diperhitungkan dan tak dapat dianulir lagi. Bahagia memang mengingat aku sudah bisa memutuskan apa yang aku ingin lakukan, meski dengan resiko aku harus tanggung sendiri.  Dari semua untung ruginya aku menjadi dewasa di atas ialah ketika aku mengingat berapa usia Ayah Ibuku saat ini. Ayahku usianya sudah lewat setengah abad. Sudah sangat tua. Tapi ia masih harus terus bekerja keras. Aku kecewa sama diriku sendiri, di usiaku yang segini aku belum dapat meringankan bebannya. Aku menyangi ayahku, sangat menyanginya. Aku tidak akan pernah lupa, saat beliau mengetahui aku jadi juara kelas dulu. Aku juga sangat sedih saat beliau mengetahui peringkatku di kelas turun drastis. Meski kata-katanya tidak menyiratkan kekecewaan, namun aku tahu dia sangat kecewa. Maafkan aku pak, tela sering aku mengecewakanmu.
Ketika matahari menawarkan kisah baru di pagi hari, aku memulai langkahku dengan senyum yang selalu kutebar kepada setiap orang yang kutemui di luar sana. Namaku meliysa, ingat ada huruf "i' dan "y" yang berdampingan, tidak boleh hilang salah satu apalagi harus keduanya. Aktifitasku adalah mengejar semua yang harus aku kejar, meraih apa yang mampu aku gapai, dan memulai apa yang sudah aku rencanakan. Usiaku menginjak dua puluh tahun, yah sekitar satu bulan setengah lagi aku menggenap usiaku tersebut. Aku memiliki mimpi yang besar sebagai seorang yang sukses, namun sampai saat ini aku baru mencapai sang pemimpi yang hebat. Sudah terlalu terlambat bagi aku mengulang semua, bahkan untuk memulaipun sudah cukup tertinggal. Namun, daripada aku tidak melakukan apa-apa lebih baik aku melangkah mulai dari saat ini bukan? Apapun hasilnya nanti itu bukan masalah, yang terpenting aku tidak terllau menyesal karena terlalu lama bermalas-malasan. Awal masuk kuliah aku dengan opt

Dear Ummi [Aku pun Sangat Kehilanganmu]

Gambar
            Secara tidak sengaja, aku seolah kembali mendengar ucapan yang kamu katakan tempo hari. Saat itu aku dan kamu sedang dalam perjalanan menuju rumahku di kampung halamanku. Iya di sela-sela obrolan kita tentang masa depan, kamu mengatakan                 "Nanti kamu jangan pernah lupain aku ya"               Lalu aku jawab, "Tentu saja, kamu juga ya"               "Ah mana mungkin aku lupain kamu, kan teman dekat aku di MAN ini cuman kamu"         Kata-kata itulah yang kembali terngiang di telingaku, iya bagaimana tidak karena semua perkataanmu itu kini tidak terbukti. Dulu kamu yang mengatakan bahwa aku jangan pernah lupain kamu. Tapi saat ini malah kamu yang menghilang. Aku merindukanmu, terlalu banyak cerita yang pernah kita jalani bersama. Dari mulai cerita tentang kita yang mencintai pria-pria hebat di sekolah kita sampai cerita bagaimana kamu menjadi primadona di sekolah.           Kamu adalah teman yang sangat baik, aku tidak

20 Januari 2015

            Beberapa menit yang lalu aku membaca banyak cerita miniyang bertema tentang "Penolakan untuk berpacaran". Banyak yang membuatku terhenyak dan merasa tertampar. Bagaimana tidak, dalam cerita-cerita itu terkandung kisah romantis dan luar biasa tentang penolakan yang justru menentramkan hati.            Hal ini mengingatkan aku pada kejadian delapan desember lalu. Iya saat itu aku menerima tawaran untuk menjadi kekasih seseorang. Ah seandainya cerita-cerita itu aku baca sebelum tanggal 8 tersebut mungkin aku tidak akan melewati jalan terluka seperti beberapa minggu yang lalu. Mungkin aku akan tetap dengan prinsipku sebelumnya tetaplah mengagumi, dan jangan biarkan kekaguman membutakan matamu.              Menyesal, tapi hal itu bukan untuk disesali saat ini. Lebih baik aku banyak belajar dan mencari motivasi untuk terbebas lagi dari melakukan kesalahan yang sejenis. Aku ingin kembali mencintai dan di cintai. Namun, olehorang yang benar-benar diciptakan untukku,
       Wahai zat pemberi ketenangan, sesungguhnya tidak ada yang dapat aku lakukan kecuali berpasrah diri. Ya Allah, yang maha memiliki kekuatan. Sesungguhnya hamba sangatlah lemah tanpa anugerah kekuatan dari -Mu ya Allah.            Seandainya waktu dapat berhenti sejenak, aku ingin mempercepat langkahku untuk mengejar ketertinggalan ini. Aku telah menghabiskan ketenanganku untuk hari ini dengan membabi buta sebelumnya. Aku takut ya Allah, aku ingin memperbaiki semuanya ini, namun waktu terus mengejarku tanpa aku dapat berbuat apa-apa. Ya Allah, telah banyak yang aku libatkan dalam hal ini. Aku ingin segera mengakhirinya.         Sulit memang menemukan jalan, meski sebenarnya serabut-serabut itu telah memjadi kelabu dan tidak lagi hitam. Aku ingin segera memperbaiki semuanya Ya Allah.        Tidak sanggup lagi aku memohon pertolongan kepada manusia, karena pada kejadian-kejadian sebelumnya hal ini pertolongan manusia menambah masalah hamba sendiri.          Wahau zat pengua

Menyaring Ilmu

Hidup ini bukanlah untuk mencari kebahagian, tetapi untuk mencari ketenangan. Kaya bukan berarti bahagia, karena terkadang mereka yang kaya tidak memiliki sebuah ketenangan. Miskin mungkin tidak terlihat bahagia, namun siapa tahu ia memiliki ketenangan yang luar biasa. Mereka yang bahagia belum tentu berbahagia, Namun mereka yang memiliki ketenangan sudah barang tentu berbahagia. :) Ustad Fuad....16 Januari 2015 at Pompes Darussalam Tanjungsari Sumedang

Berdiaoglahuntuk solusi, meskipun kau harus berbicara dengan dirimu sendiri

     "Lagi apa?"      "Aku sedang jatuh, aku jatuh dan sulit untuk bangkit"      "Jatuh karena apa?"     "Dulu setiap kali aku memiliki masalah, aku bisa lari dan meninggalkan masalah tersebut tanpa menyelesaikannya. Saat ini semua masalah itu terungkap dan ternyata sangat menumpuk"      "Masalah apa?"    "Banyak hal, aku menyesal saat ini dan bingung karena aku tidak menemukan jalan untuk menyelesaikannya. Aku ingin lari, namun aku sadar semua itu sama saja dengan menanam benih yang suatu saat akan menjadi buah dan mau tidak mau harus aku panen. Aku menyesal"      "....."      "Saat ini, semuanya sudah terlampau rumit. Aku bingung harus memulai dari mana. Tidak ada lagi ruang untuk langkahku kedepan. Kecuali aku dapat menyelesaikan satu per satu masalah ini"     "Yang sabar ya, Ingatlah Allah memberikan ujian akan sesuai dengan kekuatan kita"    "Ia kalau ini ujian. Tapi

Aku akan jadi bintang

"Kamu lihat apa?" "Aku lihat bintang itu, indah sekali ya" "Yang mana?" "Yang itu, Bintang yang paling terang diantara yang lainnya" "Kamu suka ya sama bintang itu?" "Suka banget, aku betah lama-lama liat dia" "Kalu gitu aku akan menjadi bintang yang lebih terang dari bintang yang di sana" "Lha emang bisa?" "Bisa dong, buat kamu akan selalu berusaha" "Gimana caranya?" "Aku tidak tahu" "Lalu, kalau kamu tidak tahu caranya. Bagaimana kamu bisa menjadi bintang" "Bukan aku yang tahu, tapi Tuhan pasti akan menunjukkan jalannya" "Hmm,, baiklah terserah kamu kalau begitu" "Kalau aku gak ada di samping kamu, jaga diri baik-baik ya" "Memangnya kamu mau ke mana?" "Mau jadi bintang" "Serius" "Ia serius, aku akan jadi apa yang kamu inginkan. Namun, saat aku jadi bintang aku tidak akan mampu menjag

Aku? Siapa? akan menjadi apa? dan bagaimana ?

     Aku pernah bermimpi bahwa aku adalah seorang Petani hebat yang memiliki lahan pertanian yang luas. Aku memengerjakan ratusan bahkan ribuan kuli untuk merawat tanaman-tanaman di Lahan pertanianku itu. Aku memiliki berhektar-hektar sawah yang mampu memenuhi kebutuhan beras Rakyat satu Provinsi setiap kali musim panen. Meski lahan pertanianku cukup luas, aku tidak perlu memgang cangkul atau bahkan kena lumpur sawah sedikitpun. Karena, cukup dengan menjentikkan jari maka semua pekerjaan akan selesai. Aku cukup berdiam diri di dalam ruangan ber AC, berjalan-jalan ke mall besar di seluruh kota besar indonesia bahkan mall besar di eropa, singapore, thailand apalagi malaysia. Hidup Makmur dan sangat menyenangkan, dan kawanku banyak. Sayang itu hanya mimpi, karena suatu pagi aku terbangun ternyata aku hanya tidur beralaskan kardus bekas di ruangan yang dinding-dingdingnya juga terbuat dari kardus. Aku hanya bermimpi, seperti yang aku bilang di Awal ini hanya sebuah mimpi.     Pernah aku