Rangkuman Filologi bab 3, Suryani, 2012



Rangkuman filologi bab. 3
PERIODISASI FILOLOGI

A.    Permulaan tumbuhnya filologi
·         Secara garis besar, dapat diberikan sebuah patokan waktu untuk masa pertumbuhannya itu sejak abad ke- 3 SM hingga menjelang abad pertengahan, yakni sekitar abad ke- 9.
·         Di dunia barat, masa awal kegiatan filologi berlangsung pada abad ke- 3 SM meskipun wilayah yang menjadi rujukan para ahli yang berada di pantai utara benua afrika, yakni kota iskandariyah diwilayah Negara mesir yang secara geografis termasuk daerah timur tengah.
·         Pada abad ini pula, kota iskandariyah telah menjadi pusat ilmu pengetahuan, karena di tempat itu sudah banyak sekali ahli yang melakuka penelitian dan pengkajian teks – teks naskah.
·         Erasthothenes dapat di anggap orang pertama yang memberikan istilah “ahli filologi” bagi orang – orang yang menggarap naskah kuno.
·         Penyalinan naskah yang dilakukan budak belian yang dikerahkan oleh beberapa saudagar demi tujuan perdagangan mengakibatkan terjadinya penyimpangan – penyimpangan suatu teks naskah akibat tidak memiliki kesadaran terhadap keautentikan nilai teks naskah lama.
·         Bahan – bahan yang menjadi objek penelitian filologi pada awal pertumbuhannya , antara lain teks – teks buah pikiran plato, aristoteles, Socrates, Homerus, Monader, dan Hipocratus, yang hingga saat ini masih tersa pengaruhnya.
·         Pada abaf ke – 1 SM kota iskandariyah jatuh ketangan romawi, dehingga pusat kegiatan filologi bergeser ke kota roma (italia), namun objeknnya masih terpusat kepada tradisi dan kebudayaan bangsa yunani kuno.
·         Sejak saat itu kebudayaan bangsa yunani kuno atau yang disebut hellenisme berangsur – angsur memudar dan mengalami kemunduran.
·         Abad ke – 4, kegiatan filologi romawi barat diarahkan kepada penggarapan naskah – naskah berbahasa romawi yang telah dirintis sejak abad ke – 3 SM, antara lain: tulisan Cicero dan Varro.
·         Pada ini pula filologi dikawasan timur tengah berkembang dengan munculnya perguruan tinggi sebagai pusat studi ilmu pengetahuan yang banyak dipengaruhi kebudayaan yunani yang ditanamkan sejak zaman Iskandar Zulkarnain.
·         Abad ke – 5 terjadi perpecahan gerejani di kota Edessa, mengakibatkan banyak ahli filologi yang hijrah kekawasan Persia.
·         Pada masa pemerintahan al-makmun (809-833), san zaman dinasti abasiyah, kegiatan filologi terhadap bangsa yunanilama banyak terangkat kembali, bahkan mencapai puncaknya dengan didirikannya pusat studi ilmu pengetahuan yang menghimpun naskah dalam jumlah yang banyak disertai daftar yang cukup teliti.
·         Kegiatan filologi dikawasan asia tidak sepopuler sikawasan eropa dan timur tengah.
·         Abad ke – 6 terjadi kontak langsung antara bangsa infia dan Persia. Hal ini didasarkan atas studi filologi, yakni pada saat itu banyak sastra – sastra infia yang fi terjemahkan kedalam dahasa Persia.
·         pengaruh bentuk-bentuk karya tersebut sangat kuat tersebar ke wilayah nusantara, yang menurut telaah filologi proses penyalinannya telah berlangsung sejak awal abad sebelum  masehi. ( Ikram, dalam Suryani,2006:36).
B.     Filologi abad pertengahan
·         abad pertengahan kira – kira sekitar abad ke-10  sampai menjelang Renaisans, yaitu sekitar adad ke-15
·         abad ini, kegiatan filologi yang semula berpusat kepada naskah – naskah yunani, tampak mengalami stagnasi, bahkan menghadapi kemunduran.
·         Pada masa ini, di Eropa bagian Utara ditemukan bekas – bekas penelidikan naskah secara dilologis, yaitu pada bangsa keltis di irlandia dan wales pada abad ke -12 dan ke – 13 yang berbahasa nur kuno.
·         Pada abad ini berkembang sistem skolastik, yakni sebuah cara mempelajari ilmu yang diperoleh si biara – biara melalui rapat-rapat alim-ulama, dan sekolah-sekolah dalam istana, terutama ilmu tentang artes liberals.
·         Berdirinya universitas-universitas yang mendukung sistem artes liberalis, satu diantaranya ialah yang didirikan dikota paris, dengan nama “Kota Athena dalam Abad Pertengahan”, yang perkuliahan awalnya diberikan pada tahun 1253.
·         Bangsa-bangsa timur tengah telah sikenal sebagai bangsa yang memiliki khazanah pernaskahan yang cukup bernilai.
·         Perkembangan agama islam di disitu terjadi pada abad ke-10 sampai abad ke-13 makin menyemarakan dunia pernaskahan dengan munculnya karya-karya, seperti Manthiq Al-Thair, dan Matsnawi Ma’nawi.
·         Pada abad ke-8 s.d abad ke 15, kekuasaan dinasti umayah berkembang hingga ke wilayah spayol dan Andalusia, sehingga kegiatan filologi pun turut mewarnai kawasan eropa.
·         Sekitar tahun 1030, seorang musafir berkembangsaan arab-persi bernama Alberuni pernah mengunjungi india, dan mencatat beberapa aspek kebudayaan india.
·         Pada abad pertengahan inilah mungkin Alberunilah yang pertama-tama mempelajari naskah-naskah india dalam rangka memahami kebufayaannya.
C.     Filogi Zaman Renaisans dan Humanisme.
·         Istilah renaisans ada hubungannya dengan kata renaitre yang berarti ‘lahir kembali’ zaman kuno (yunani dan romawi) yang meliputi bidang kebudayaan, filsafat, sastra, dan sebagainya.
·         Dalam pengertian yang terbatas, renaisans dapat dikatakan sebagai periode mengambil kembali kebudayaan klasik sebagai pedoman hidup.
·         Sedangkan dalam arti luas, renaisans adalah periode rakyat yang cenderung kembali kepada dunia yunani yang biasa disebut aliran humanisme.
·         Humanism adalah prinsip kehidupan berdasarkan studi bahasa kuno atau klasik melalui teks-teks yang terekam di dalam naskah-naskah zaman yunani.
·         Pasa zaman ini, kegiatan filologi terhadap teks-teks naskah lama bangkit kembali setelah berabad-abad terabaikan.
·         Metode kajiannya tetap berpijak kepada kritik teks sejarahnya, seperti yang telah dirintis oleh para ahli dari italia.
·         Di zaman ini orang sudah membedakan bahasa Romawi yang baik dan bahasa Romawi yang buruk, tetapi tetap berpendapat bahwa bahasa berasal dari Tuhan.
·         Di Eropa, ilmu filologi diterapkan untuk menelaah naskah lama nonklasik, seperti naskah Germania dan Romania.
·         Humanisme juga telah membuka lembaran baru dalam dunia filologi. Penyebaran agama nasrani menggunakan bahasa daerah, dank arena itu terdapat terjemahan-terjemahanbagian-bagian kitab injil kedalam bahasa daerah, diantaranya naskah wulfila dalam bahsa Gotis.
·         Selain naskah Gotis, tampil pula naskah-naskah berbahasa Angelsaksis (Inggris Kuno), Saksis Kuno, san jerman kuno.
·         Abad ke-17, kegiatan telaah teks klasik Arab dan Perth di Eropa telah dipandang mengalami perkembangan yang signifikan, terutama di Crambrigde dan Oxford.
·         Pengaruh dari zaman Renaisans di Eropa itu berkembang kekawasan Asia, termasuk ke Nusantara.
D.    Filologi Abad Delapan Belas
·         Di abad ke-18, antara lain tampil seorang sarjana bernama G.W. Leibnitz (16464716) yang dianggap paling ulung, yang memilki kepandaian dalam pelbagai bisang keilmuan, misalnya ilmu hgukum, filsafat, dan ilmu pasti, termasuk bidang basaha.
·         Pada abad ini, memang orang belum mampu membedakan kinship (kekeluargaan) dengan loan (peminjaman).
·         Akhir abad ini di paris, didirikan pusat studi kebudayaan ketimuran oleh Silvester de Sacy bernama Ecole des Langues Orientales Vivarttes.
·         Keseluruhan abad ke-18, yaitui dalam kurun 1700-1800 hasil kegiatan filologi banyak dimanfaatkan dalam bidang penelitian bahasa (linguistik) dalam upaya menerjemahkan teks-teks naskah lama, terutama kitab injil kedalam bahasa-bahasa sasaran para ahli.
·         Salah satu sifat khas abad ini adalah terselenggaranya pengumpulan bahasa-bahasa secara poliglotis.
·         Kegiatan filologi pada abad ke-18 dikawasan Asia pada dasarnya masih merupakan rentetan kegiatan dari kawasan Eropa.
·         Kegiatan filologi di india pada abad ini dipelopori oleh bangsa Inggris atas perintah Gubernur Jenderal Warren Hastings.
·         Perkembangan yang terjadi pada abad ini bagio bangsa eropa sering disebut Age of Reason of Enlighment.
·         Sifat khusus sari masa ini adalah rasionalisme, yang tentu saja pengaruhnya dibidang filologi tampak dalam cara penanganan naskah-naskah yang lebih objektif.
E.     Filologi Abad Sembilan Belas
·         Pada dasarnya filologi pada abad ini adalah kelanjutan dari abad sebelumnya, tetapi bagi bangsa eropa selalu di anggap sebagai babak baru, terutama dalam lapangan linguistik sebagaimana diawali oleh Johann Gotfried Herder yang mengobarkan semangat untuk mengumpulkan serta mempelajari sebanyak-banyaknya bahasa-bahasa asing dengan kesusastraannya.
·         Warisan dari abad ke-18 memberikan sudut pandang yang sama bermanfaat pada salah satu tradisi kebudayaan saja, melainkan penanganan naskah-naskah dari bidang filologi berupaya menghimpun sebanyak-banyaknya dari berbagai penjuru dunia.
·         Dalam kala itu, Franz Bopp dikenal sebagai tokoh dalam bahasa-bahasa Indogerman dan pandai dalam bahasa sangsekerta. Ia dianggap sebagi pencetus lahirnya filologi komparatif.
·         Hingga pertengahan abad ke-19, telah banyak dilakukan telaah terhadap sastra klasik india, antara lain kitab Upanisad diterjemahkan kedalam bahasa Latin tahun 2002 oleh Auquelli Dupperron menjadi Oupllekliat (,acdonell, dalam Suryani, 2006: 52).
·         Pada abad ini, dari segi materinya, perkembangan filologi di india sudah di anggap lengkap.
·         Adapun kegiatan filologi di Nusantara pada abad ini, masih dilakukan oleh para penginjil yang terhimpun sebagai Zending dan Bijbelgenootschap, yang muncul terutama setelah kedudukan VOC melemah.
·         Pada tahun 1831, G. Bruckner menulis terjemahan injil dalam huruf Jawa.
·         Penggarapan naskah selanjutnya pada abad ini telah menunjukan perkembangan atau peningkatan berupa suntingan teks dalam bentuk transliterasi dalam aksara latin.
·         Dalam permulaan abad ini timbul diferensiasi (perbedaan) yang semakin besar antara filologi san linguistic.
·         Pada abad ini timbullah cara untuk meninjau bahasa berkat tata bahasa komparatif dan historis, dan berkat usaha mencari bentuk asli dari bentuk-bentuk yangt diperoleh berdasarkan data bahasa dalam teks naskah-naskah.
F.      Filologi Abad Dua Puluh
·         Perkembangan filologi abad ke-20 ini erat hubungannyadengan aliran yang meliputi seluruh pandangan ilmu pengetahuan.
·         Selama masa tersebut, orang tidak lagi mengutamakan pandangan analitis, tetapi lebih cenderung kepada pandangan atas dasar sintetis.
·         Perkembangan selanjutnya tampak dalam hal cara penggunaan metode kritik teks dalam rangka menghasilkan suntingan berdasarkan pendekatan filologi tradisional, dengan tetap disertai terjemahan kedalam bahasa asing.
·         Muncul terbitan ulang pada naskah yang pernah disunting sebelumnya, dengan maksud untuk menyempurnakan garapan sebelumnya. Contohnya: naskah Wirataparwa, yang pada tahun 1896 diterbitkan  oleh juyboll dan pasa tahun 1938.
·         Beberapa naskah yang dikategorikan sebagai naskah yang berkadar sejarah pun disunting dan dimanfaatkan sebagai bahan studi historiografi tradisional. Contohnya:  Hoesein Djajadiningrat, berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten (1913) berdasarkan naskah Babad Banten.
·         Terbitan suntingan naskah selanjutnya diarahkan kepasa pengkajian diosiplin ilmu lainnya, contohnya: Panji roman, oleh W.H. Rassera(1922) berdasarkan berbagai cerita panji dan nusantara.
·         Telaah naskah-naskah Nusantara lainnya yang telah diterbitkan atau diteliti hingga periode mutakir ini, contohnya adalah Hikayat Perang Sabil, oleh H.T. Damste (1928) dari naskah aceh.
·         Berdasarkan hasil kegiatan para ahli filologi terhadap naskah-naskah Nusantara dia abad ke-20 dan sebelumnya, telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai disiplin ilmu, terutama disiplin ilmu Humaniora dan ilmu-ilmu social.
·         Dalam bidang perkamusan, antara lain muncul judul-judul seperti: Nederduitsch-Maleisch en Soendasch Woordenboek  karya A.De Wilde (1808).
·         Perbincangan kegiatan filologi pada abad ke-20 ini lebih dititikberatkan dikawasan nusantara. Karena dikawasan ini terdapat khazanah raksasa bagi naskah kuno yang kebanyakan tertulis dalam bahasa dan aksara daerah.

ü  Umumnya telah dimaklumi, bahwa sejak masa pertumbuhannya, filologi erat sekali dengan bahsa sebagai alat untuk menyelami serta mempelajari kebuadayaan suatu bangsa.

Secara periodik perkembangan filologi yang di sajikan disini, didasarkan atas adanya sebuah gagasan atau konsep baru yang mampu member satu corak yang khas dalam setiap periodenya, yaitu:
*      Masa pertumbuhannya filologi, sebutan ahli filologi dipopulerkan pertama kalinya oleh Erasthothenes, dan merosotnya kebuadayaan hellenisme pada abad ke-4;
*      Masa filologi pada abad pertengahan ditandai dengan munculnya konsep skolastik;
*      Filologi masa renaisans ditandai oleh adanya gerakan humanisme yang membangkitkan reformasi falam agama katholik;
*      Filologi pada abad ke-18 dipengaruhi oleh paham rasionalisme yang dipelopori oleh Voltaire;
*      Filologi abad ke-19 diwarnai oleh sikap romantisme sebagai reaksi kepada rasionalisme;
*      Filologi dalam masa abad ke-20 dipengaruhi oleh pandangan yang bersifat sintetis ( Baried & Sutrisno, dalam Suryani, 2006:60).

ü  Dalam permulaan abad ke-19, filologi adalah disiplin ilmu yang menaungi edisi teks, linguistik, dan satra. Namun selanjutnya disiplin ilmu tersebut berkembang dan menempuh jalan sendiri-sendiri.

Sumber, elis suryani N.S 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ku temukan Kembali #1

Kekagumanku akan Dirimu adalah Inspirasiku,

Hai, aku kembali ....