Hanya sebuah Ungkapan

Kemarin petang aku berdialog dengan seorang sahabat, kami berdialog tentang apa yang sedang kami jalani saat ini. Ya dia sahabatku, sahabat yang seminggu lalu menyatakan cinta dan ingin menjadi kekasihku. Namun, kemarin saat kami sengaja bertemu dia mengutarakan sesuatu. "Aul, aku adalah seorang aktivis anti pacaran. Bagaimana pendapatmu jika aku kembali ke masa itu dan meninggalkanmu?". Meski sebenarnya hal ini telah sedari awal aku antisipasi, tetap saja hati terlonjak kaget. Aku terlalu mencintainya, entah kenapa. padahal aku tahu memilikinya saat ini sama saja dengan menutup kemungkinan aku bersamanya dimasa depan.
Aku mencoba menjawab perkataannya dengan sedikit pilu, "Jika itu berupa kebaikan, maka aku relakan kamu pergi. Toh kamu pergi dan kembali ke Jalan yang benar bukan? justru yang aku takutkan adalah jika Kamu pergi untuk bertemu dan menjalin hubungan seperti ini wanita lain di luar sana". Maafkan aku, meski aku berusaha untuk senetral mungkin namun selalu saja sisi wanitaku mengeluarkan kesan bahwa aku takut akan kehilanganmu. 
Lalu kamu kembali berkata, " Sejujurnya aku pun merasa bingung, kenapa disaat aku ingin menutp diri dan tidak mencoba untuk berpacaran. Malah banyak sekali wanita yang tertarik kepadaku, apa sebenarnya yang mereka lihat dariku?". Seandainya kamu tahu sahabatku, bagi sebagian dari kaum kami para wanita, lelaki sepertimu adalah mutiara yang pasti akan direbutkan. Namun, aku melihat kemungkinan lain dan Aku coba utarakan kepadamu, " sepertinya aku tahu jawaban dari keriauan hatimu itu, mungkin hal ini terjadi karena kamu ingin tidak untuk pacaran, dan mereka semua datang sebagai ujian bagi kamu, Allah mungkin ingin melihat seberapa besar keseriusanmu terhadap semua komitmen yang telah kau bangun. Dan jika dugaanku benar, aku lah yang paling menyesal di sini, :(" jawabku lirih.
"Kenapa kamu yang menyesal Aul?"
"Aku menyesal karena telah meejadi alasan kamu meruntuhkan komitmenmu, Maafkan aku sahabatku, aku menyesal"  sejujrnya aku tidak kuasa lagi menahan tangis yang telah menyeruak didalam mataku. namun kamu malah berkata " Tidak! semua ini bukan salahmu, aku yang menginginkan ini," lalu aku bertanya, "apa yang kamu inginkan saat ini terhadap hubungan kita?"
"Aku ingin kita jalani saja dulu", mendengar perkataanmu itu, sejujurnya hatiku merasa sakit, kamu akan selalu membiarkanku berada dalam sebuah bayang-bayang ketidak pastian. aku takut kehilanganmu SAHABATKU, namun akun tahu, Tuhanmu lebih menyangimu dan lebih takut kehilangan dirimu.
Satu hal yang hampir membuatku putus asa untuk mempertahankanmu, yaitu: " Aul, jodoh itu adalah cerminan dari diri kita, saat kita melakukan kesalahan, maka jodoh kita pun sedang melakukan hal yang sama" 
Ya Allah, sejujurnya aku tersentak sahabatku, jika seperti ini akankah aku berjodoh dengan orang baik, sedangkan masa laluku pernah benar-benar berada dijurang ketidakbaikan. Aku menyesal.... aku mneyesal...


tidak pernah aku mencintai seperti ini,
tidak pernah aku memiliki seperti ini,
memiliki namun ingin melepaskan,
menyayangi namun ingin menjauhi,
dan mengingat namun ingin melupakan.

entah kemana perasaanku akan berlabuh,
aku mencintaimu, dengan porsiku untuk mencintaimu
dan aku mencintai ajaran agamaku, dengan porsi untuk mencintai itu
apakah aku salah? apakah aku telah ingkar?
apakah aku telah terlalu jauh menapaki jalan yang salah,
jika ia, harus kemana mencari persimpangan itu kembali?
persimpangan yang akan membawaku kejalan cahaya.

maafkan aku sahabatku, maafkan aku, 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ku temukan Kembali #1

Hai, aku kembali ....

Kekagumanku akan Dirimu adalah Insfirasiku