About You
Oleh.
Siti Aulia (Anastasya Aulia)
Perahu kertas
mengingatkankuBetapa ajaibnya hidup iniMencari-cari tambatan hatiKau sahabatku
sendiri- Perahu Kertas, Maudy
Hari ini, aku kembali
teringat akan masa lalu. Masa dimana aku masih menggunakan seragam putih
abu dan masih memiliki wajah yang polos. Waktu itu terkadang aku masih melakukan beberapa permainan
konyol layaknya anak kecil, padahal usiaku sudah beranjak
remaja dan sudah jauh sekali dari masa itu. Saat itu pula aku merasa bebas untuk berekspresi, bebas melakukan apa saja dan kapanpun aku suka. Namun dibalik semua itu, terdapat satu
hal yang lebih menarik untuk diceritakan, yaitu kisah tentang cinta monyetku.
Oh ya namaku Elissa. Seperti yang dijelaskan tadi aku baru duduk di kelas dua SMA Favorit di kota kelahiranku. Sama seperti remaja pada umumnya, saat itu aku jatuh cinta pada seseorang. Namanya Heru, Cinta monyetku. Namun sayang, dia satu tahun lebih muda dariku. Sebenarnya entah apa yang membuatku jatuh hati padanya, karena yang aku tahu dia sangat menarik dan selalu memesona tiap kali aku menatapnya.
Oh ya namaku Elissa. Seperti yang dijelaskan tadi aku baru duduk di kelas dua SMA Favorit di kota kelahiranku. Sama seperti remaja pada umumnya, saat itu aku jatuh cinta pada seseorang. Namanya Heru, Cinta monyetku. Namun sayang, dia satu tahun lebih muda dariku. Sebenarnya entah apa yang membuatku jatuh hati padanya, karena yang aku tahu dia sangat menarik dan selalu memesona tiap kali aku menatapnya.
Mengingat dia, aku
kembali mengingat saat itu, saat dimana aku selalu memperhatikan wajahnya
dengan lekat. Namun dia tidak pernah sadar, atau pura-pura tidak sadar mungkin.
Aku pun pernah memberanikan diri menggenggam tangannya saat dia sedang tertidur
terlelap. Hahaha lucu bukan? Memang sangat lucu. Tapi bagaimana lagi, aku
terlalu mencintainya meski aku tahu aku tidak akan pernah memilikinya.
Pernah suatu hari aku
membaca pesannya untuk seorang perempuan. Kata-kata yang tertulis dalam pesan
itu sangat manis, namun entah mengapa hatiku malah meringis kesakitan. Apakah aku cemburu?
dan kalian tahu apa yang terjadi? Aku menangis karenanya. Sejak saat
itu, aku tahu dia telah memilih bidadari untuk jadi kekasih hatinya, dan aku
mungkin hanya butiran debu yang dalam sekejap hilang dari kehidupannya.
Semakin hari, aku semakin
tidak tahan oleh perasaanku sendiri. Akhirnya aku memberanikan diri
menyampaikannya pada dia, pangeranku. Aku mengajaknya bertemu di tempat biasa
kami sering berkumpul. Tidak berdua, tapi bersama mereka, rekan-rekan satu
organisasiku. Aku mengirimkan pesan, dan meski awalnya dia bingung- terlihat
dari cara dia membalas smsku, meski akhirnya dia
setuju untuk bertemu. Begini Ceritanya...
***
“ Ada apa kak Kok tiba-tiba ingin ketemu?” Balasnya kali pertama
“Tidak ada hal yang penting kok. Aku cuma pengen ngediskusiin sesuatu aja sama kamu. Itupun kalau kamu gak lagi sibuk. Kalau lagi ada yang dikerjain gak usah aja” Aku
membalasnya dengan khawatir kalau dia menolak untuk bertemu denganku.
“ Oh gitu, aku lagi nyantai kok kak,jadi gak masalah kalau pengen ketemu. setengah jam lagi aku sampai di
tempat ya kakak ” Balasnya kembali.
Saat itu, aku kembali gugup. Aku tidak tahu harus bagaimana nanti
mengungkapkannya. Bagaimana kalau dia marah? Bagaimana kalau dia malah menjauh?
Tuhan, aku menyesali apa yang aku lakukan saat ini. Namun, nasi telah menjadi
bubur. Mau tidak mau aku harus datang, toh aku sendiri yang memintanya untuk bertemu, tidak mungkin aku yang tidak datang. Lagi pula kalau itu aku lakukan, aku akan dianggap
buruk olehnya. Aku tidak ingin itu terjadi.
Aku sampai
di tempat yang dijanjikan sekitar pukul tujuh malam. Sedikit terlambat
sepertinya, karena ternyata dia sudah duduk disana, disalah satu bangku
pelataran mesjid raya kotaku. Ya inilah tempatku berkumpul, pelataran Mesjid Raya As-sakinah Cianjur.
“Hai kak, datang dengan siapa?” Sapa heru dengan senyum
terkembang
“ Hai heru, aku datang sendiri, kenapa memangnya?”
Jawabku sekaligus bertanya, memangnya aku akan datang dengan siapa, aku kan
ingin berjumpa dengannya masa iya aku mengajak orang lain kataku dalam hati.
“Oh ya, aku kira datang dengan siapa gitu” Katanya lagi, “
Eh iya, silahkan duduk kak, mau aku pesenin minuman hangat tidak, biar tidak
kedinginan” katanya penuh perhatian.
“Boleh” jawabku singkat
“Oke, kakak tunggu di sini sebentar ya, aku pesenin dulu”
katanya sambil berlalu menghampiri seorang pedangan Bubur kacang ijo. Pelataran
mesjid ini selalu ramai, maka dari itu banyak pedagang kaki lima yang berjualan
di sini. Tidak lama dia pun kembali
“Tinggal ditunggu pesanannya kak. Oh ya, kakak ingin
mendiskusikan tentang apa? Apakah ada hubungannya dengan pengrekrutan anggota
baru itu?” Tanyanya penuh selidik, sesaat setelah dia duduk di sampingku.
“Ah tidak, ini lebih penting dari hal tersebut. Ini soal
aku dan kamu” Kataku langsung pada inti permasalahnnya. Aku bukan tipe orang
yang suka basa basi, semua tahu tentang itu.
“Tentang aku dan kakak? Maksudnya kak?” tanyanya heran
“Aku suka sama kamu Heru” Ungkapku lirih, aku sudah siap
meski setelah hari ini dia akan membenciku. Aku tidak peduli, setidaknya aku
tidak akan pernah menyesal karena telah melakukan ini.
“Apa kak? Jangan becanda begitu kakak?” Katanya seraya
tertawa.
“Aku tidak bercanda Heru, aku serius. Aku suka kamu sejak
pertama aku dekat dengan kamu” Kataku lirih
“Tapi kak, kenapa aku?”
“Aku juga tidak tahu, yang aku tahu aku selalu kagum
setiap kali meilhatmu. Tidak usah dipikirkan aku hanya mengungkapkan dan tidak
berharap apa-apa. Lagipula aku tahu kamu sudah memiliki Elsa, pacarmu” Aku
seakan ingin menangis mengatakan kalimat terakhir.
“Maafkan aku ka, aku tidak tahu?” Katanya seraya menunduk
“Tidak apa, bukan salahmu. Aku yang salah, lagipula kamu
tidak akan mau denganku” Kataku seraya tertawa pahit.
“Jangan so tahu” Jawabnya pelan “Namun, kakak sudah
seperti kakak kandungku, aku sayang kaka. Maafkan aku kak”
“Iya, aku sudah tahu itu. Lagi pula seperti yang aku
bilang tadi, aku tidak mengharapkan apa-apa. Aku hanya mengungkapkannya saja”
-------tobe continue
Komentar
Posting Komentar